Terima kasih September

2:45:00 AM


Dan terjadi lagi, aku kehilangan kamu. Sejuta kisah tlah kita ukir bersama, sejuta tawa tlah kita lukis bersama dan sejuta air mata tlah aku teteskan. Tak pernah kusangka, akan begini akhirnya. Tak pernah kukira akan seperti ini ujungnya. Ternyata ekspektasiku salah.

Maaf untuk segalanya, maaf untuk luka yang telah ku gores, maaf untuk perkataanku yang menyakitimu, maaf untuk air mata yang tumpah karenaku.

Padahal, tak pernah aku berharap air matamu untuk jatuh sedikitpun. Padahal, tak sekalipun aku inginkan luka itu kau rasakan. Padahal, aku tak pernah ingin menyakitimu.

Maaf, maafkan aku.
Malam ini , malam terakhir kita tertawa dan semoga juga malam terakhir kamu meneteskan air mata.

Begitu perih rasanya, sampai-sampai air mata ini tak mampu ku tumpahkan setetes saja.
Sangat sakit rasanya, hingga senyum ini tak punya tempat lagi dalam diriku.

Semoga saja kamu bisa merasakan bahagia yang lebih, aku tak ingin melihatmu menangis lagi.

Tanpa kusadari, ternyata air mataku pun mulai turun, tangisku mulai pecah. Iya, di paragraf terakhirku ini aku tak mampu menahannya.
Terima kasih untuk segalanya, sungguh-sungguh aku mengenalmu sebagai bahagia, sampai akhirnya berubah menjadi mengenangmu sebagai bahagia.

Kututup blog ini pagi ini.
Tanpa kamu sadari seluruh isi blog ini, tulisan-tulisan ini, pernah dan selesai kupersembahkan untukmu.
Terima kasih 21 September 2016.
-Sodron, gondol, bawel, songong, kebo, sapi, kingkong, gembul-

Mungkin lebih baik seperti ini, cukup aku dan kamu, tanpa kita.

MUNGKIN KAMU JUGA INGIN MEMBACA YANG LAIN

1 comments

Tulisan Populer