"Hai apa kabar?"
"Hei, lama gak keliatan ?"
"Sehat kamu?"

Ahh, aku bingung bagaimana cara memulai pembicaraan denganmu.
Bahkan pertanyaan ku yang ketiga sangatlah konyol, tapi itu sungguh terpikirkan.

Ternyata, sudah lama sekali kita tak saling bersaut kata.
Sampai-sampai bibirku terlalu berat untuk mengucapkan satu kata saja padamu.
Mata ini selalu menatapmu dari kejauhan,
bukan diri ini tak ingin menyapa,
hanya saja aku terlalu gengsi untuk sekedar menyapamu.

Untuk kesekian kalinya,
kita saling bertatap mata,
bertukar senyum,
tanpa ada kata yang terlontar.

Entah kenapa setiap aku ingin menyapamu,
selalu saja ku urungkan.
Setiap aku ingin menegur mu,
selalu saja gengsi ini memuncak hingga mengunci rapat bibirku.

Padahal dulu,
Kita berbicara layaknya teman lama yang lama tidak bertemu.
selalu saja ada hal yang dibicarakan.
Tanpa henti kita berbincang-bincang sampai masing-masing dari kita mulai lelah.

Mungkin gengsi ini benar,
lebih baik seperti ini.
Tak mungkin ada perih yang akan kembali tercipta.
Tak mungkin muncul perasaan itu lagi.

Namun,
aku akan dan selalu menyapamu,
dalam khayalku.
Aku tetap sering berbagi cerita denganmu,
dalam kotak rindu masa lalu.

Hei...
Aku rindu,
kita.


-Achmadi Iman Faris-